Product SiteDocumentation Site

4.2. Menginstall, Langkah demi Langkah

4.2.1. Mem-boot dan Memulai Penginstall

Sekali BIOS mulai mem-boot dari CD- atau DVD-ROM, menu bootloader Isolinux muncul. Pada tahap ini, kernel Linux belum dimuat; menu ini mengizinkan Anda untuk memilih kernel untuk di-boot dan memasukkan parameter yang memungkinkan untuk dikirim ke proses.
Untuk instalasi standar, Anda hanya perlu memilih "Instal" atau "Instal Grafis" (dengan tombol panah), kemudian tekan tombol Enter untuk memulai proses instalasi selanjutnya. Jika DVD-ROMnya ialah disk "Multi-arch", dan mesinnya memiliki prosesor Intel atau AMD 64 bit, pilihan menu memungkinkan instalasi varian 64 bit (amd64) dan instalasi varian 32 bit masih tersedia dalam sub menu tersendiri ("opsi instalasi 32 bit"). Bila Anda memiliki prosesor 32 bit, Anda tidak mendapat pilihan dan entri menu memasang varian 32 bit (i386).
Setiap entri menu tersembunyi baris perintah boot yang spesifik, yang dapat dikonfigurasi sesuai kebutuhan dengan menekan tombol TAB sebelum memvalidasi entri dan mem-boot. Menu "Bantuan" menampilkan antarmuka baris perintah lama, di mana tombol F1 sampai F10 menampilkan layar bantuan yang berbeda menjelaskan berbagai pilihan yang tersedia. Anda akan jarang menggunakan pilihan ini kecuali pada kasus yang spesifik.
Mode "mahir" (dapat diakses pada menu "Pilihan tingkat lanjut") merinci seluruh pilihan yang mungkin dalam proses instalasi, dan mengizinkan navigasi di antara berbagai langkah tanpa mereka terjadi secara otomatis secara berurut. Berhati-hatilah, mode yang sangat cerewet ini dapat memusingkan karena banyaknya pilihan konfigurasi yang ditawarkan.
The "rescue" mode, also accessible in the “Advanced options” menu, allows to recover a broken system or fix the bootloader. After presenting the first few screens of the installer, it will allow to enter a shell prompt in the file system you selected to perform any necessary actions, or allow to re-install the bootloader.
Layar boot

Gambar 4.1. Layar boot

Once booted, the installation program guides you step by step throughout the process. This section presents each of these steps in detail. Here we follow the process of an installation from an amd64 DVD-ROM (more specifically, the RC3 version of the installer for Bullseye); netinst installations, as well as the final release of the installer, may look slightly different. We will also address installation in graphical mode, but the only difference from “classic” (text-mode) installation is in the visual appearance.

4.2.2. Memilih bahasa

Program instalasi dimulai dalam bahasa Inggris, namun langkah pertama memungkinkan pengguna memilih bahasa yang akan digunakan pada seluruh proses. Memilih Prancis, misalnya, akan menyediakan instalasi yang seluruhnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis (dan hasilnya sistem terkonfigurasi dalam bahasa Prancis). Pilihan ini juga dapat digunakan untuk menentukan pilihan bawaan yang sesuai pada langkah berikut (terutama tata letak papan tik).
Memilih bahasa
Memilih bahasa

Gambar 4.2. Memilih bahasa

4.2.3. Memilih negara

Langkah kedua berisi pemilihan negara Anda. Digabungkan dengan bahasa, informasi ini mengaktifkan program yang menawarkan tata letak papan tik yang sesuai. Hal ini juga memengaruihi konfigurasi zona waktu. Di Amerika Serikat, papan tik yang disarankan ialah standar QWERTY, dan pilihan zona waktu yang sesuai ditawarkan.
Memilih negara
Memilih negara

Gambar 4.3. Memilih negara

4.2.4. Memilih tata letak papan tik

Usulan papan tik "American English" biasanya sesuai dengan tata letak QWERTY.
Pilihan papan tik
Pilihan papan tik

Gambar 4.4. Pilihan papan tik

4.2.5. Mendeteksi Perangkat Keras

Langkah ini sepenuhnya otomatis dalam mayoritas kasus. Installer mendeteksi perangkat keras, dan mencoba mengidentifikasi cakram CD-ROM yang digunakan untuk mengakses isinya. Memuat modul yang sesuai dengan berbagai komponen perangkat keras yang terdeteksi, dan kemudian "mount" CD-ROM untuk membacanya. Langkah sebelumnya sepenuhnya dimuat dalam citra boot yang disertakan dalam CD, berkas yang berukuran terbatas dan dimuat ke dalam memori oleh BIOS ketika boot dari CD.
Installer dapat bekerja dengan sebagian besar drive, khsusnya periferal standar ATAPI (kadang-kadang disebut IDE dan EIDE). Akan tetapi, jika deteksi pembaca CD-ROM gagal, installer menawarkan pilihan untuk memuat modul kernel (misalnya dari flash disk USB) sesuai dengan penggerak CD-ROM.

4.2.6. Memuat Komponen

Sekarang konten CD telah tersedia, installer memuat seluruh berkas yang diperlukan untuk melanjutkan pekerjaannya. Termasuk penggerak tambahan untuk perangkat keras selanjutnya (khususnya kartu jaringan), maupun komponen program instalasi.

4.2.7. Mendeteksi Perangkat Keras Jaringan

This automatic step tries to identify the network card and load the corresponding module. If automatic detection fails, you can manually select the module to load. If no module works, it is possible to load a specific module from a removable device. This last solution is usually only needed if the appropriate driver is not included in the standard Linux kernel, but available elsewhere, such as the manufacturer's website or in firmware archives/packages.
Langkah ini seharusnya berhasil untuk istalasi netinst, karena paket Debian harus dimuat dari jaringan.

4.2.8. Mengonfigurasi Jaringan

Untuk sebanyak mungkin mengotomasi proses, installer berusaha mengotomasi konfigurasi jarigan dengan DHCP (untuk IPv4) dan dengan menemukan jaringan IPv6. Jika ini gagal, akan menawarkan pilihan lainnya: mencoba lagi dengan konfigurasi DHCP normal, mencoba konfigurasi DHCP dengan mendeklarasikan nama mesin, atau menyiapkan konfigurasi jaringan statis.
Pilihan terakhir memerlukan sebuah alamat IP, sebuah subnet mask, dan alamat IP untuk gateway potensial, nama mesin, dan nama domain.

4.2.9. Kata Sandi Administrator

The super-user root account, reserved for the machine's administrator, is automatically created during installation; this is why a password is requested. The installer also asks for a confirmation of the password to prevent any input error, which would later be difficult to amend. Note that you can leave both fields empty if you want the root account to be disabled. In that case, the login for the root user will be deactivated and the first regular user — that will be created by the installer in the next step — will have administrative rights through sudo (see Bagian 8.9.4, “Berbagi Hak Akses Administrator”).
Kata Sandi Administrator

Gambar 4.5. Kata Sandi Administrator

4.2.10. Membuat Pengguna Pertama

Debian juga memaksakan pembuatan akun pengguna standar agar administrator tidak memiliki kebiasaan buruk bekerja sebagai root. Prinsip kehati-hatian pada dasarnya bermakna bahwa setiap tugas dikerjakan dengan hak minimal, agar meminimalisir bahaya yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Inilah mengapa installer akan meminta nama lengkap pengguna pertama, nama penggunanya, dan kata sandinya (dua kali, untuk mencegah risiko masukan yang salah).
Nama pengguna pertama

Gambar 4.6. Nama pengguna pertama

4.2.11. Mengonfigurasi Jam

Jika jaringan tersedia, sistem waktu internal diperbarui (hanya sekali) dari sebuah server NTP. Dengan cara ini stempel waktu pada log akan diperbaiki dari boot pertama. Agar mereka tetap presisi secara konsisten dengan berjalannya waktu, sebuah daemon NTP perlu disiapkan setelah instalasi awal (lihat Bagian 8.9.2, “Sinkronisasi Waktu”).

4.2.12. Mendeteksi Disk dan Peranti Lain

Langkah ini secara otomatis mendeteksi perangkat keras yang mungkin dipasangi Debian. Akan disajikan pada langkah selanjutnya: pemartisian.

4.2.13. Memulai Alat Pemartisian

Langkah pemartisian secara tradisional sulit untuk pengguna baru. Perlu menentukan berbagai porsi untuk cakram (atau "partisi") dimana sistem berkas Linux dan memori virtual (swap) akan disimpan. Tugas ini rumit jika sistem operasi lain yang ingin Anda biarkan telah ada di mesin. Memang, Anda perlu memastikan tidak mengubah partisi tersebut (atau mengubah ukurannya tanpa menyebabkan kerusakan).
Untungnya, perangkat lunak pemartisian memiliki mode "terpandu" yang merekomendasikan partisi kepada pengguna untuk dibuat — dalam kebanyakan kasus, Anda bisa saja sekadar memvalidasi saran perangkat lunak.
Pilihan mode pemartisian

Gambar 4.7. Pilihan mode pemartisian

The first screen in the partitioning tool offers the choice of using an entire hard drive to create various partitions. For a (new) computer which will solely use Linux, this option is clearly the simplest, and you can choose the option “Guided - use entire disk”. If the computer has two hard drives for two operating systems, setting one drive for each is also a solution that can facilitate partitioning. In both of these cases, the next screen offers to choose the disk where Linux will be installed by selecting the corresponding entry (for example, “SCSI1 (0,0,0) (sda) - 53.7 GB ATA QEMU HARDDISK”). You then start guided partitioning.
Disk yang digunakan untuk pemartisian terpandu

Gambar 4.8. Disk yang digunakan untuk pemartisian terpandu

Pemartisian terpandu juga dapat mengatur volume logikal LVM sebagai pengganti partisi (lihat di bawah). Karena sisa operasinya sama, kita tidak akan mengulangi membahas pilihan "Terpandu - gunakan seluruh cakram dan atur LVM" (terkenkripsi atau tidak).
Dalam kasus lain, ketka Linux harus berdampingan dengan partisi lain yang sudah ada, Anda perlu memilih pemartisian manual.

4.2.13.1. Pemartisian terpandu

Alat pemandu pemartisian menawarkan tiga metode pemartisian, yang sesuai dengan penggunaan yang berbeda.
Pemartisian terpandu

Gambar 4.9. Pemartisian terpandu

Metode pertama di sebut "Seluruh berkas dalam satu partisi". Seluruh sistem Linux tersimpan dalam satu sistem berkas, sesuai dengan direktori root /. Pemartisian yang sederhana dan tangguh ini sangat cocok untuk sistem pribadi atau pengguna-tunggal. Kenyataannya, dua partisi akan dibuat: pertama sebagai tempat sistem lengkap, yang kedua memori virtual (swap).
Metode ketua, "Partisi /home terpisah", mirip, namun memecah hirarki berkas menjadi dua: satu partisi berisi sistem Linux (/), dan yang kedua berisi "direktori home" (maksudnya data pengguna, dalam berkas dan subdirektori tersedia di bawah /home/).
Metode pemartisian terakhir, disebut "Partisi /home, /var, dan /tmp terpisah", cocok untuk server dan sistem multi-pengguna. Itu membagi pohon berkas ke beberapa partisi: selain partisi (/) dan akun pengguna (/home/), juga memiliki partisi untuk data perangkat lunak server (/var/), dan berkas sementara (/tmp/). Pembagian ini memiliki beberapa keuntungan. Pengguna tidak dapat mengunci server dengan menggunakan seluruh ruang cakram keras yang tersedia (mereka hanya dapat memenuhi /tmp/ dan /home/). Data daemon (khususnya log) tidak lagi dapat menyumbat seluruh sistem.
Setelah memilih tipe partisi, perangkat lungak menghitung saran, dan menjelaskannya di layar; pengguna dapat memodifikasinya jika diperlukan. Terutama, Anda dapat memilih sistem berkas lainnya jika pilihan standar (ext4) tidak cocok. Namun dalam banyak kasus, partisi yang disarankan cukup layak dan dapat diterima dengan memilih entri "Selesai pemartisian dan tulis perubahan ke cakram".
Memvalidasi pemartisian

Gambar 4.10. Memvalidasi pemartisian

4.2.13.2. Pemartisian Manual

Pemartisian manual memungkinkan fleksibilitas yang lebih, mengizinkan pengguna memilih tujuan dan ukuran setiap partisi. Lebih jauh, mode ini diharuskan jika Anda ingin menggunakan RAID perangkat lunak.
Layar pertama menampilkan cakram yang tersedia, partisinya, dan kemungkinan ruang kosong yang belum dipartisi. Anda dapat memilih setiap elemen yang ditampilkan; menekan tombol Enter kemudian memunculkan daftar aksi yang mungkin.
Anda dapat menghapus seluruh partisi dengan memilihnya.
Ketika memilih ruang kosong di cakram, Anda dapat membuat partisi baru secara manual. Anda juga dapat melakukannya dengan pemartisian terpandu, yang merupakan solusi yang menarik untuk cakram yang telah berisi sistem operasi lain, namun Anda mungkin ingin memartisi untuk Linux dengan cara standar. Lihat Bagian 4.2.13.1, “Pemartisian terpandu” untuk penjelasan detail tentang pemartisian terpandu.
Editing/creating a partition

Gambar 4.11. Editing/creating a partition

Ketika memilih partisi, Anda dapat menentukan cara yang akan Anda gunakan padanya:
  • memformat dan menyertakannya pada pohon berkas dengan memilih titik kait;
  • menggunakannya sebagai partisi swap;
  • membuatnya menjadi "volume fisik untuk dienkripsi" (untuk melindungi konfidensialitas data pada partisi tertentu, lihat di bawah ini);
  • menjadikannya "volume fisik untuk LVM" (konsep ini dibahas jauh lebih detil nanti pada bab ini);
  • menggunakannya sebagai perangkat RAID (lihat nanti di bab ini);
  • Anda juga bisa memilih untuk tidak menggunakannya, dan karenanya biarkan tak diubah.

4.2.13.3. Mengonfigurasi Perangkat Multidisk (RAID Perangkat Lunak)

Some types of RAID allow the duplication of information stored on hard drives to prevent data loss in the event of a hardware problem affecting one of them. Level 1 RAID keeps a simple, identical copy (mirror) of a hard drive on another drive, while level 5 or 6 RAID splits redundant data over several disks, thus allowing the complete reconstruction of a failing drive.
Kita hanya akan membahas RAID level 1, yang termudah untuk diimplementasikan. Langkah pertama melibatkan pembuatan dua partisi dengan ukuran sama pada dua hard drive yang berbeda, dan beri label "volume fisik untuk RAID".
Kemudian Anda perlu memilih "Mengonfigurasi RAID perangkat lunak" pada alat pemartisi untuk mengombinasikan kedua partisi ke dalam cakram virtual baru dan pilih "Buat peranti MD" pada layar konfigurasi. Kemudian Anda perlu menjawab beberapa pertanyaan tentang perangkat baru ini. Pertanyaan pertama menanyakan tentang level RAID yang digunakan, dalam kasus kita akan berupa "RAID1". Pertanyaan kedua tentang jumlah device (perangkat) yang aktif - dua dalam hal ini, yang merupakan jumlah partisi yang perlu disertakan dalam perangkat MD ini. Pertanyaan ketiga tentang jumlah perangkat cadangan - 0; kita tidak merencanakan untuk cakram tambahan untuk menangani kemungkinan kerusakan cakram. Pertanyaan terakhir Anda perlu memilih partisi untuk perangkat RAID - ini adalah dua yang telah kita sisihkan untuk tujuan ini (pastikan Anda hanya memilih partisi yang secara eksplisit menyebutkan "raid").
Kembali ke menu utama, muncul cakram virtual "RAID" yang baru. Cakram ini tersaji dengan sebuah partisi yang tidak dapat dihapus, tapi kegunaan apanya dapat kita pilih (seperti untuk partisi lainnya).
Untuk detail lebih jauh tentang fungsionalitas RAID, silahkan merujuk ke Bagian 12.1.1, “RAID Perangkat Lunak”.

4.2.13.4. Mengonfigurasi Logical Volume Manager (LVM)

LVM memungkinkan Anda untuk membuat partisi "virtual" yang merentang ke beberapa cakram. Kelebihannya ada dua: ukuran partisi tidak lagi dibatasi oleh cakram individual namun oleh volume kumulatif, dan Anda dapat mengubah ukuran partisi yang sudah ada kapanpun, mungkin setelah menambah cakram tambahan ketika diperlukan.
LVM menggunakan beberapa terminologi: partisi virtual ialah "volume lojik", bagian dari "grup volume", atau sebuah asosiasi beberapa "volumen fisik". Setiap terminologi ini bersesuaian dengan partisi "real" (atau sebuah peranti RAID perangkat lunak).
Teknik ini bekerja dengan cara sederhana: setiap volume, entah itu fisik atau lojik, dipecah menjadi blok-blok berukuran sama, yang dibuat sesuai oleh LVM. Penambahan cakram baru akan mengakibatkan pembuatan volumen fisik baru, dan blok baru ini dapat diasosiasikan pada beberapa grup volume. Seluruh partisi pada grup volume yang diperluas akan memiliki ruang tambahan yang dapat dipakai untuk memperbesar.
Alat pemartisi mengonfigurasi LVM dalam beberapa langkah. Pertama Anda harus membuat pada cakram yang ada, partisi yang akan menjadi "volume fisik untuk LVM". Untuk mengaktifkan LVM, Anda perlu memilih "Mengonfigurasi Logical Volume Manager (LVM)", kemudian pada layar konfigurasi yang sama "Buat group volume", yang akan diasosiasikan dengan volume fisik yang sudah ada. Akhirnya, Anda dapat membuat volume lojik dengan grup volume ini. Perhatikan bahwa sistem pemartisian otomatis dapat melakukan seluruh langkah ini secara otomatis.
Pada menu pemartisian, setiap volume fisik akan nampak sebagai cakram dengan satu partisi yang tidak dapat dihapus, namun dapat Anda gunakan sesuka Anda.
Penggunaan LVM dijelaskan lebih detail pada Bagian 12.1.2, “LVM”.

4.2.13.5. Menyiapkan Partisi Terenkripsi

Untuk menjamin kerahasiaan data Anda, misalnya ketika kehilangan atau pencurian komputer atau hard drive Anda, adalah mungkin untuk mengenkripsi data pada beberapa partisi. Fitur ini dapat ditambahkan di bawah beberapa sistem berkas, karena, seperti untuk LVM, Linux (dan khususnya penggerak dm-crypt) menggunakan Device Mapper untuk membuat partisi virtual (yang isinya diproteksi) berdasarkan pada partisi pokok yang akan menyimpan data dalam bentuk terenkripsi (terima kasih untuk LUKS, Linux Unified Key Setup, format standar yang memfungsikan penyimpanan data yang terenkripsi maupun informasi-meta yang menunjukkan algoritma enkripsi yang dipakai).
Untuk membuat partisi terenkripsi, Anda harus menentukan partisi yang tersedia untuk tujuan ini. Untuk melakukannya, pilih partisi dan tunjukkan bahwa itu digunakan sebagai "volume fisik untuk enkripsi". Setelah mempartisi cakram yang memuat volume fisik yang akan dibuat, pilih "Konfigurasi volume terenkripsi". Perangkat lunak kemudian akan mengusulkan untuk menginisialisasi volume fisik dengan data acak (membuat pencarian lokasi data nyata menjadi lebih sulit), dan akan meminta Anda untuk memasukkan sebuah "frasa sandi enkripsi", yang harus Anda masukkan setiap Anda memboot komputer untuk mengakses isi dari partisi terenkripsi. Sekali langkah ini terlewati, dan Anda telah kembali pada menu alat pemartisian, partisi baru akan tersedia di "volume terenkripsi", yang kemudian dapat Anda konfigurasi seperti partisi lainnya. Dalam banyak kasus, partisi ini digunakan sebagai volume fisik untuk LVM agar melindungi beberapa partisi (volume lojik LVM) dengan kunci enkripsi yang sama, termasuk partisi swap (lihat bilah sisi KEAMANAN Partisi swap terenkripsi).

4.2.14. Menginstall Sistem Dasar

Langkah ini, yang tidak memerlukan interaksi pengguna, menginstal paket Debian "sistem dasar". Ini termasuk alat dpkg dan apt, yang mengelola paket Debian, maupun yang diperlukan untuk memboot sistem dan mulai menggunakannya.
Menginstal sistem dasar

Gambar 4.12. Menginstal sistem dasar

4.2.15. Mengonfigurasi Manajer Paket (apt)

In order to be able to install additional software, APT needs to be configured and told where to find Debian packages. This step is as automated as possible.
If getting packages from the network is requested, the installer allows to choose a server from which to download these packages, by choosing first a country, then a mirror available in that country. A mirror is a public server hosting copies of all the files of the Debian master archive.
Memilih mirror Debian

Gambar 4.13. Memilih mirror Debian

Akhirnya, program menawarkan untuk menggunakan proksi HTTP. Jika tidak ada proksi, akses Internet akan langsung. Jika Anda mengetik http://proxy.falcot.com:3128, APT akan menggunakan proxy/cache Falcot, sebuah program "Squid". Anda dapat menemukan pengaturan ini dengan memeriksa konfigurasi peramban web pada mesin lain yang terhubung pada jaringan yang sama.
Berkas Packages.xz dan Sources.xz kemudian diunduh secara otomatis untuk memerbarui daftar paket yang dikenali oleh APT.

4.2.16. Paket Debian Kontes Popularitas

Sistem Debian berisi paket yang disebut popularity-contest, yang bertujuan untuk menyusun statistik penggunaan paket. Setiap minggu, program ini mengumpulkan informasi paket yang terinstall dan yang baru digunakan, dan mengirim informasi ini ke server Debian secara anonim. Proyek dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan kepentingan relatif setiap paket, yang memengaruhi prioritas yang akan diberikan padanya. Khususnya paket yang paling "populer" akan disertakan pada CD-ROM instalasi, yang akan menfasilitasi akses mereka yang tidak ingin mengunduh atau membeli set lengkap.
Paket ini hanya diaktifkan ketika diminta, untuk menghargai kerahasiaan pemakaian pengguna.

4.2.17. Memilih Paket untuk Diinstal

The following step allows you to choose the purpose of the machine in very broad terms; the twelve suggested tasks correspond to lists of packages to be installed. The list of the packages that will actually be installed will be fine-tuned and completed later on, but this provides a good starting point in a simple manner.
This step can require a full set of installation media or an internet connection and a working mirror setup as described above.
Beberapa paket juga diinstall secara otomatis berdasarkan perangkat keras yang terdeteksi (terima kasih program discover-pkginstall dari paket discover).
Pilihan tugas

Gambar 4.14. Pilihan tugas

4.2.18. Menginstal Bootloader GRUB

Bootloader ialah program pertama yang dimulai oleh BIOS. Program ini memuat kernel Linux ke dalam memori kemudian mengeksekusinya. Seringkali menawarkan menu yang meungkinkan pengguna untuk memilih kernel yang akan dimuat dan/atau sistem operasi yang akan di-boot.
Secara bawaan, menu yang ditawarkan GRUB berisi seluruh kernel Linux yang terinstal, sebagaimana sistem operasi lainnya yang terdeteksi. Itulah mengapa Anda harus menerima tawaran untuk menginstalnya pada Master Boot Record. Karena memertahankan versi lama kernel menjaga kemampuan untuk memboot sistem yang sama jika kernel yang baru diinstall tidak sempurna atau adaptasi ke perangkat kerasnya buruk, seringkali masuk akal untuk membiarkan beberapa kernel versi lama terinstal.
GRUB is the default bootloader installed by Debian thanks to its technical superiority: it works with most filesystems and therefore doesn't require an update after each installation of a new kernel, since it reads its configuration during boot and finds the exact position of the new kernel. Version 1 of GRUB (now known as “Grub Legacy”) couldn't handle all combinations of LVM and software RAID; version 2, installed by default, is more complete. While there may still be situations where it is preferable to install LILO (another bootloader); the Debian installer does no longer support the installation of it.
Perlu dicatat bahwa GRUB bukan bootloader tunggal, itu lebih seperti koleksi bootloader yang cocok untuk kasus yang berbeda-beda. Berbagai paket biner yang dibangun dari paket sumber GRUB mencerminkan bahwa: grub-efi-amd64 adalah untuk mem-boot PC 64-bit dalam mode UEFI, grub-efi-ia32 adalah untuk mem-boot PC 32-bit dalam mode UEFI, grub-pc untuk mem-boot PC dalam mode BIOS, grub-uboot untuk komputer ARM, dll.
Untuk informasi selengkapnya mengonfigurasi GRUB, silahkan merujuk ke Bagian 8.8.2, “Konfigurasi GRUB 2”.

4.2.19. Menyelesaikan Instalasi dan Mem-boot Ulang

Instalasi sekarang selesai, program meminta Anda untuk melepaskan CD-ROM dari pembaca dan menyalakan ulang komputer.
Installation complete
Installation complete

Gambar 4.15. Installation complete